Kimiawan dari Amerika Serikat bernama Kazimierz Fajan menemukan teknik Argentometri dimana indikatornya menggunakan indikator adsorbsi. Dari nama ilmuwan tersebutlah argentometri dengan metode Fajan dinamakan.
Indikator adsorbsi adalah senyawa organik yang akan teradsorbsi pada permukaan padatan dan terjadi pada saat mendekati titik ekuivalen dengan proses teradsorbsinya indikator ini maka terjadilah perubahan warna.
Fluorescein adalah jenis indikator umum yang di pakai dalam argentometri metode Fajan. Dalam larutan Fluorescein akan terdisosiasi menjadi ion hidronium dan ion bermuatan negatif fluoresceinate yang berwarna kuning-kehijauan.


Pada tahap awal titrasi ion klorida dengan perak nitrat maka akan terbentuk endapakan koloidal AgCl, ion Cl- ini teradsopssi pada permukaan AgCl sehingga indikator fluorescinate akan tertotal secara gaya elektrostatik. Semakin mendekati titik ekuivalen maka jumlah ion Cl- yang teradsorbsi akan semakin sedikit hingga tercapai titik ekuivalen maka permukaan AgCl akan dengan kuat mengadsorbsi kelebihan ion Ag+.

Akibatnya permukaan AgCl akan bermuatan positif, nah pada saat inilah indikator fluorescinate akan teradsorbi pada counterlayer Ag+ saat indikator ini teradsorbsi maka akan terjadi perubahan warna dari kuning-kehijuan menjadi pink.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam Argentometri metode Fajan
- pH titrasi harus dikontrol untuk menjaga terbentuknya anion asam lemah dari indikator
- Fluorescein memiliki harga Ka=10exp -7 dimana pada pH asam kurang dari 7 maka konsentrasi flourescenate menjadi sangat kecil sehingga tidak akan menampakkan perubahan warna
- AgCl tidak boleh mengalami koagulasi menjadi partikel yang besar hal ini menyebabkan berkurangnya luas permukaan sehingga akan mengurangsi adsorbsi indikator
- Pelindung koloid seperti dextrin ditambahkan dalam analit untuk mencegah terjadinya koagulasi AgCl.