kurva titrasi asam lemah dengan basa kuat

Cara pembuatan kurva titrasi asam lemah dengan basa kuat hampir sama dengan cara pembuatan titrasi asam kuat dengan basa kuat atau titrasi basa kuat dengan asam kuat, akan tetapi dengan dua atau lebih perhitungan ekstra disebabkan reaksi antara asam lemah dan basa kuat akan membentuk larutan buffer sebelum titik akhir titrasi dan pada saat titik ekuivalen hanya terdapat garam yang terhidrolisis sebagian.

Mari kita perhatikan contoh titrasi 25 mL CH3COOH 0.1 M dengan larutan standar NaOH 0,1 M, dimana reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut,

reaksi antara ch3cooh dan naOH

Sebelum penambahan NaOH
Pada saatlarutan standar dalam hal ini NaOH ditambahkan maka yang terdapat dalam erlenmeyer adalah asam lemah saja yaitu 25 mL CH3COOH 0,1 M, pH larutan dihitung dengan menggunakan kalkulasi sebagai berikut,

menghitung ph asam lemah CH3COOH 0,1 M

Saat penambahan 12,5 mL NaOH
Pertama kita harus menghitung mol CH3COOH terlebih dahulu dan menghitung mol NaOH, setelah itu dengan menggunakan MBS (Mulamula-Bereaksi-Sisa) kita akan mendapatkan zat yang masih tersisa guna menghitung pH buffernya

perhitungan pH titrasi asam lemah dan basa kuat

Perlu diperhatikan bahwa pH=pKa disebabkan mol sisa asam CH3COOH (1,25 mmol) sama dengan mol basa konjugasinya CH3COONa (1,25 mmol). Pada siatuasi ini terjadi setengah mol asam sudah tertitrasi dan disebut sebagai ‘setengah titik ekuivalen titrasi’

Saat penambahan 25 mL NaOH
Pada saat penambahan 25 mL NaOH maka semua asam lemah akan habis bereaksi dengan basa kuat. Didalam erlenmeyer sekarang hanya tertinggal garam yang terbuat dari asam lemah dan basa kuat. Garam jenis ini mengalami hidrolisis sebagian, oleh sebab itu kita bisa menghitung pH larutan dengan menggunakan rumus pH garam.

perhitungan kurva titrasi asam lemah dengan basa kuat

Saat penambahan 37,5 NaOH
Pada kondisi seperti ini jumlah NaOh sudah melebihi yang diperlukan untuk titik ekuivalen. Setelah reaksi maka dalam erlenmeyer hanya terdapat garam CH3COONa dan sisa OH- dari NaOH. Maka perhitungan pH hanya tergantung pada konsentrasi OH- dan pH dihitung dengan rumus

perhitungan kurva titrasi asam lemah dengan basa kuat

Dari perhitungan diatas jika digambar dalam bentuk kurva antara Ph melawan volume NaOH akan diperoleh gambar seperti ini

Hal -hal yang perlu diperhatikan dalam kurva titrasi asam lemah dan basa kuat adalah sebagai berikut,

  1. Pada saat awal titrasi sebelum ditambahkan larutan standar NaOH maka yang ada dalam erlenmeyer adalah asam lemah sehingga kita menggunakan rumus pH asam lemah untuk mencari nilai pHnya. pH awal titrasi lebih tinggi dibandingkan dengan titrasi asam kuat dengan basa kuat atau sebaliknya.
  2. Setelah larutan standar ditambahkan sampai mendektati titik ekuivalen maka kurva mengalami peningkatan. Pada area ini terbentuk larutan buffer. pH di area buffer ini dapat dihitung dengan menggunakan rumus pH larutan penyangga. Kurva mengalami kenaikan sampai batas kapasitas buffernya yaitu hingga titik ekuivalen.
  3. Pada saat titik ekuivalen maka didalam larutan hanya terdapat garam, untuk kasus titrasi asam lemah CH3COOH dengan NaOH maka garam yang terbentuk adalah CH3COONa yaitu garam yang terbuat dari asam lemah dan basa kuat. Garam ini akan terhidrolisis sebagian. Gunakan rumus pH garam pada titik ekuivalen.
  4. Saat larutan standar yang ditambahkan melebihi jumlah yang di perlukan di titik ekuivalen maka yang ada dalam erlenmeyer adalah garam plus OH- dari sisa NaOH yang tidak bereaksi. NaOH adalah basa kuat maka pH yang mempengaruhi hanya dari konsentrasi OH- bukan konsentrasi garamnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *