Titrasi asam basa melibatkan reaksi netralisasi asam dengan basa atau sebaliknya dengan menggunakan indikator asam basa. Titrasi asam basa banyak di aplikasikan untuk menentukan jumlah asam atau basa. Sebagai tambahan titrasi asam basa juga dapat di pakai untuk memonitor perkembangan dari suatu reaksi yang menghasilkan atau mengkonsumsi ion hidrogen (H+).
Dalam kimia klinis salah satu aplikasi dari titrasi asam basa dapat di pakai untuk penentuan aktifitas serum lipase untuk mendiagnosis adanya pankreatitis. Enzim lipase menghidrolisis asam lemak trigliserida yang menghasilkan dua molekul asam lemak dan satu molekul monogliserida dengan reaksi sebagai berikut.
Trigliserida -> monogliserida + 2 asam lemak
Reaksi diatas dapat dijalankan dalam periode tertentu dan selanjutnya asam lemak yang dibebaskan dapat di titrasi dengan menggunakan larutan NaOH dengan menggunakan indikator fenolpthalein (pp). Jumlah asam lemak yang terbentuk dalam waktu tertentu dapat dihubungan dengan aktifitas enzim lipase. Prinsip reaksi seperti inilah yang kita pakai untuk melakukan titrasi asam basa.
Larutan standar titrasi asam basa
Larutan standar yang biasa dipakai untuk titrasi asam basa adalah asam kuat atau basa kuat, disebabkan asam kuat atau basa kuat bereaksi dengan cepat dengan analit dan keduanya menghasilkan titik equivalen yang cukup tajam (jelas). Asam dan basa lemah tidak pernah dipergunakan sebagai larutan standar disebabkan mereka tidak bereaksi secara sempurna dengan analit.
Larutan standar asam biasanya di siapkan dengan mengencerkan larutan asam klorida, asam perklorat, atau asam sulfat pekat. Asam nitrat HNO3 jarang di pakai sebagai larutan standar disebabkan HNO3 bersifat sebagai agen pengoksidasi yang kuat dimana nantinya dapat menghasilkan reaksi lain (reaksi sampingan) dari reaksi utamanya. Sedangkan larutan standar untuk basa biasanya di siapkan dari padatan NaOH , KOH, atau BaOH.
Guna membuat larutan standar asam atau basa ini diwajibkan memakai peralatan yang mumpuni setidaknya juga memakai pelindung mata untuk berjaga-jaga terjadinya percikan ke bagaian mata.